Setelah lima tahun tanpa karya baru, grup indie pop asal Jakarta Barat, DO SEPSA akhirnya kembali mengisi ruang dengar publik lewat sebuah karya yang emosional berjudul “Problematika”. Dirilis secara resmi pada 4 Juli 2025 melalui Imagine Space dan tersedia di seluruh platform digital, single ini menjadi penanda kembalinya kuartet yang sebelumnya dikenal lewat lagu debut “Bersyukur Adalah Kunci” di tahun 2020.
Dengan formasi personel yang tetap solid: Muhammad Septian Saputra (vokal, gitar), Daffa Rizqullah (bass), Rezki Ramadan (gitar), dan Dimas Andi Patria (drum), DO SEPSA tidak hanya menunjukkan konsistensi dalam menjaga chemistry, tetapi juga menampilkan kematangan musikal yang semakin terasa dalam rilisan terbaru mereka.
“Problematika” bukan lagu tentang cinta yang gagal. Ini adalah potret kelelahan emosional yang dikemas dalam lirik yang jujur dan menohok, salah satunya lewat kutipan, “Kalau udah lebih sering nangis daripada ketawa, mungkin saatnya evaluasi”.
Ungkapan itu menjadi semacam alarm bagi siapa pun yang pernah merasa terjebak dalam hubungan yang tak lagi sehat, satu kondisi yang menguras energi, menyisakan luka, dan memaksa seseorang untuk bertanya: masihkah layak dipertahankan?

Dengan aransemen yang melankolis namun tidak berlarut-larut dalam kesedihan, “Problematika” menyajikan dinamika emosional yang kuat. Nada-nada minor berpadu dengan beat yang minimalis tapi efektif dalam menyampaikan narasi.
Elemen synth yang lembut dan progresi gitar yang atmosferik menjadi latar sempurna bagi vokal Muhammad Septian yang terdengar getir. Kekuatan utama dari lagu ini terletak pada bagaimana DO SEPSA mampu mengemas rasa sakit menjadi medium pemulihan, membiarkan pendengarnya tenggelam dalam duka, namun juga bangkit bersama lagu ini.
Penulisan lirik ditangani langsung oleh Daffa Rizqullah, sang bassis, sementara proses aransemen dilakukan bersama seluruh personel, didukung oleh produser AdenRamma dan co-producer Ardy Gamma.
Nama-nama ini mungkin belum terlalu dikenal di ranah industri musik arus utama, namun mereka berhasil membuktikan bahwa musik yang kuat tak melulu datang dari nama besar. Kualitas produksi yang jernih dan penataan suara yang rapi memperkuat kesan bahwa “Problematika” adalah hasil dari kerja yang intim, personal, dan serius.

Selain sebagai proyek musikal, “Problematika” juga menjadi pernyataan baru dari DO SEPSA yang kini tampil lebih dewasa, lebih sadar arah, dan berani mengambil pendekatan yang lebih emosional. Mereka tidak hanya mengandalkan nostalgia dari rilisan lama, tapi hadir dengan identitas baru yang lebih dalam dan relevan dengan keresahan generasi muda saat ini.
Band yang namanya merupakan akronim dari “Doa Setiap Saat” ini tampaknya memang tak sekadar menjadikan musik sebagai bentuk ekspresi artistik, tetapi juga sebagai perpanjangan dari doa dan perenungan. Terbentuk dari lingkar pertemanan sejak kecil, kekompakan dan nilai spiritual menjadi fondasi yang tidak tergantikan dalam perjalanan mereka.
Lagu “Problematika” pun bisa dimaknai sebagai doa lirih dalam bentuk lagu, bukan untuk memohon kembalinya cinta, tetapi untuk meminta kekuatan dalam proses melepaskan. Sebuah ode untuk keberanian memilih pulih daripada terus bertahan dalam luka.
Mereka tak lagi sekadar menyanyikan lagu cinta, tetapi menghadirkan musik sebagai ruang perenungan, penyembuhan, dan tentu saja, pengingat bahwa dalam luka, selalu ada kemungkinan untuk bangkit kembali.
ENV=481fa940-490b-43d4-a35d-b19fd6be535c
Support Gigsplay Dengan Saweria
🙏 Terima Kasih Atas Dukungan Anda!
Dukungan Anda sangat penting dan membantu Gigsplay untuk mendukung musisi independen Indonesia.
✅ KLIK UNTUK DONASI
Pilihan mode pembayaran