Reality Club Presents...Indonesia Tour in Bandung! Collaborating With Bilal Indrajaya. Buy Tickets Now!×
Connect with us

New Albums

Khlorine Hadirkan Pergulatan Eksistensial Dalam Debut EP “Reda/Sengkala”

Published

on

Bandung kembali mengguncang dunia musik alternatif Indonesia dengan karya terbaru yang penuh intensitas. Khlorine, kolektif eksperimental dari Kota Kembang yang setia mengusung genre emogazecore dan post-hardcore, akhirnya merilis debut EP yang telah lama dinanti-nantikan.

Bertajuk ‘Reda/Sengkala’, EP perdana ini adalah perjalanan audio-visceral ke dalam kegelapan batin, sebuah teriakan sekaligus bisikan tentang trauma, kemarahan, dan usaha untuk bertahan di tengah reruntuhan.

Lima track yang ada di EP ini: “Pulih dan Hilang”, “Kala Batas”, “Silika”, “Larut” (menampilkan Andhika Pohan dari Punitive & Fulk), dan “Nadir” (menampilkan Binar Putri Mahanani dari Irrealiste), berfungsi sebagai kapsul waktu emosi, masing-masing merekam fragmen perjuangan jiwa yang sulit dilupakan.

Judul EP itu sendiri, ‘Reda/Sengkala’, sudah mengisyaratkan kompleksitas yang ingin dihadirkan. “Reda” yang berarti pasrah atau menerima, berhadapan secara diametral dengan “Sengkala” yang merujuk pada bencana atau malapetaka dalam tradisi Jawa. Kontradiksi inilah yang menjadi napas setiap komposisi.

Pembuka, “Pulih dan Hilang”, langsung membawa pendengar ke dalam pusaran konflik internal yang tak kunjung usai. Musiknya berayun antara melodi yang menyentuh dan ledakan distorsi yang brutal, mencerminkan pertarungan antara keinginan untuk sembuh dan rasa takut akan kehilangan yang terus menggerogoti.

Lalu, “Silika” menyajikan narasi yang lebih reflektif namun tak kalah menusuk. Seperti proses kristalisasi mineral, lagu ini memotret perjalanan panjang dan sunyi dari kebisuan yang menyakitkan menuju titik penerimaan yang rapuh, diiringi aransemen dinamis yang membangun atmosfer tegang dan epik.

“Kala Batas” menjadi momen krusial dalam narasi EP. Lagu ini adalah gambaran sonik tentang detik-detik genting ketika seseorang dihantam oleh batasannya sendiri, entah itu emosional, sosial, atau fisik. Gitar-gitar Khlorine menciptakan dinding suara yang menyesakkan, menggambarkan tekanan itu, sementara vokal berubah dari geraman putus asa menjadi teriakan penentuan nasib, mengisyaratkan pilihan-pilihan berat yang akan menentukan arah hidup selanjutnya.

Atmosfer mencapai puncak kegelapan dan kekacauan dalam “Larut”. Kolaborasi dengan Andhika Pohan (Punitive & Fulk) ini adalah manifestasi amukan dan keputusasaan yang total. Ritme yang brutal, vokal yang nyaris histeris, dan riff gitar yang kacau balau menyatu menjadi ekspresi pemberontakan terhadap segala norma dan harapan, sebuah kepasrahan yang merusak diri di tengah arus kehancuran.

Khlorine Reda/Sengkala

Khlorine dan Binar Putri Mahanani (Irrealiste)

Puncak dari perjalanan kelam ini adalah “Nadir”, menampilkan vokal kontemplatif dan merdu dari Binar Putri Mahanani (Irrealiste). Di titik terendah inilah secercah harapan yang paling kelam dan melankolis muncul.

“Nadir” adalah meditasi sonik tentang menemukan arti atau setidaknya, ketenangan sementara, di dasar jurang keputusasaan. Aransemennya lebih atmosferik namun tetap sarat ketegangan, menciptakan kontras yang menggugah setelah keganasan “Larut”.

Di balik gelombang emosi sonik ini, Khlorine telah mengalami transformasi. Bermula sebagai kuintet dengan personel berlatar belakang beragam, band ini kini mengerucut menjadi formasi inti empat orang yang solid, masing-masing membawa bekal pengalaman mumpuni.

Jubran Martawidjaja, putra Yukie (legenda PAS Band), memegang kendali vokal. Luthfi Ghifary (gitaris Colorblind) merajut tekstur gitar yang kompleks dan menghunjam. Andra Yudhistira (drummer Carve the Wrath) menghadirkan pukulan ritmis yang tak kenal ampun. Sementara Oktav Mutter, putra Richard Mutter (PAS Band) yang juga aktif di band melodic hardcore Punitive, mengokohkan pondasi dengan bassline yang menggetarkan.

Konsistensi mereka di bawah bendera kolektif 40124 REVERGE sejak awal menunjukkan komitmen tidak hanya pada eksplorasi musik ekstrem, tetapi juga pada penggunaan musik sebagai alat untuk mengekspresikan realitas sosial dan pengalaman pribadi yang paling mendalam dan jujur.

‘Reda/Sengkala’ kini sudah tersedia untuk didengarkan di semua platform streaming digital. Untuk pengalaman yang lebih mendalam, tiga visual yang kuat telah disajikan: video musik untuk ‘Nadir’, ‘Silika’, dan ‘Kala Batas’ dapat disaksikan di kanal YouTube resmi 40124 REVERGE.

EP ini adalah cermin retak yang memantulkan luka-luka terdalam, sebuah pemberontakan terhadap kepalsuan, dan di tengah segala kegelapannya, ia menyimpan secercah harapan yang terlahir dari kejujuran yang brutal.

Khlorine tidak hanya kembali; mereka meluncurkan sebuah pernyataan eksistensial yang tak terbantahkan, mengajak pendengar untuk menyelami kedalaman jiwa dan mungkin, menemukan resonansi dalam kehancuran yang indah itu.

Dengarkan, resapi, dan biarkan gelombang emosi ‘Reda/Sengkala’ menerpa.

ENV=481fa940-490b-43d4-a35d-b19fd6be535c
Support Gigsplay Dengan Saweria

🙏 Terima Kasih Atas Dukungan Anda!

Dukungan Anda sangat penting dan membantu Gigsplay untuk mendukung musisi independen Indonesia.

✅ KLIK UNTUK DONASI
Pilihan mode pembayaran
Pilihan metode pembayaran
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *