Redsix, unit rock asal Indonesia yang dikenal dengan pendekatan emosional dan eksperimental dalam musiknya, kembali hadir dengan rilisan baru berjudul “Colorgrade”. Ini adalah single ketiga dari EP ‘Part II // Execute’, yang menandai babak baru dalam perjalanan musikal mereka di bawah label Redrose Records.
Jika dua rilisan sebelumnya, “Peregrine” dan “Lapse”, mengeksplorasi nuansa gelap dan reflektif, kali ini Redsix menyuguhkan warna yang lebih cerah, tanpa benar-benar melepaskan benang merah emosional yang telah mereka bangun.
“Colorgrade” bisa dibilang sebagai sisi lain dari EP ini: lebih ringan, lebih teknikal, dan secara tematik, lebih hangat. Lagu ini lahir dari niat sederhana: menulis sebuah lagu cinta, bukan dalam pengertian konvensional, tapi sebagai pengingat akan momen-momen bahagia yang dulu pernah ada.
Dalam pernyataan mereka, Redsix menyebut bahwa lagu ini adalah upaya mengenang kenangan masa lalu yang membuat kita bertahan di tengah kekacauan hari ini. Ada keintiman yang samar tapi terasa, seolah band ini sedang membisikkan optimisme tanpa menghilangkan kesadaran atas luka.

Judul “Colorgrade” merupakan metafora yang menarik. Dalam dunia visual, color grading adalah proses untuk menyempurnakan warna agar terlihat lebih hidup atau sesuai dengan narasi. Redsix menggunakan istilah itu sebagai gambaran cara pikiran kita bekerja saat mengingat masa lalu: kenangan yang mungkin tak sempurna, tapi dalam ingatan kita terasa lebih indah, lebih hidup dari kenyataannya.
“Kita mengingat masa kecil atau kenangan manis kita dengan warna yang lebih cerah dari kenyataan,” kata mereka, menyentuh gagasan universal tentang nostalgia yang tidak selalu objektif, tetapi sangat penting secara emosional.
Lagu ini juga memiliki peran penting dalam narasi keseluruhan ‘Part II // Execute’. Ia berfungsi sebagai penanda bahwa kadang satu-satunya cara untuk menghadapi trauma atau kehilangan adalah dengan kembali ke momen-momen yang pernah membuat kita utuh.
Bukan untuk terjebak dalam nostalgia, melainkan untuk mengambil kekuatan darinya. Redsix pun menekankan pesan itu dalam lirik dan produksinya, yang kali ini dibantu oleh Dio Nugroho dari Jian Studios. Visualnya, termasuk artwork dan konten audiovisual, ditangani oleh Stevan Arian dan Michael Geraldo dari Local Native Borneo—membuat “Colorgrade” tampil menyeluruh secara estetika.

Secara musikal, “Colorgrade” mengalir dengan aransemen yang rapi, mengandalkan keseimbangan antara nuansa ringan dan teknik bermain yang matang. Vokal yang jujur, riff gitar yang lapang, dan produksi yang bersih menciptakan suasana kontemplatif tanpa kehilangan hook-nya.
Saat diminta untuk mendeskripsikan lagu ini dengan satu kata, Redsix memilih “bahagia”. Bukan karena segalanya sempurna, tetapi karena kata itu dianggap mampu memberikan kekuatan bahkan di tengah situasi yang paling sulit.
“Colorgrade” sudah tersedia di semua layanan streaming, dan dengan peluncuran ini, Redsix menambahkan satu lapisan penting lagi dalam diskografi mereka: sebuah pengingat bahwa kebahagiaan, meskipun sering kali sulit ditemukan, tetap layak untuk diingat dan dirayakan.
ENV=481fa940-490b-43d4-a35d-b19fd6be535c
Support Gigsplay Dengan Saweria
🙏 Terima Kasih Atas Dukungan Anda!
Dukungan Anda sangat penting dan membantu Gigsplay untuk mendukung musisi independen Indonesia.
✅ KLIK UNTUK DONASI
Pilihan mode pembayaran