Band asal Purwakarta, Jawa Barat, Okumma, hari ini merilis album perdana mereka yang berjudul ‘Austro Hungary’ dalam format kaset pita edisi terbatas.
Dirilis secara mandiri dan diproduseri langsung oleh Pandu Fuzztoni (Morfem, Zzuf), album ini menjadi langkah awal yang penuh perhitungan dari unit power pop bernuansa industrial dan melankolis tersebut dalam menegaskan keberadaan mereka di lanskap musik independen Indonesia. Pandu juga berkontribusi secara musikal dalam salah satu lagu, menambah kekuatan narasi kolaboratif dan semangat DIY yang mereka usung.
Berisi 10 trek yang dirancang selama periode pascapandemi, ‘Austro Hungary’ menyuguhkan lanskap emosional yang berlapis, sebuah kombinasi refleksi personal, gejolak eksistensial, dan pencarian identitas.
Di dalamnya, Okumma menggambarkan kehidupan manusia modern yang tersesat di antara realitas yang serba cepat dan harapan yang mudah goyah. Lirik-lirik personal disandingkan dengan aransemen musik yang dinamis, dari riff tajam hingga tekstur ambient, menciptakan pengalaman mendengar yang tak hanya kuat secara sonik, tetapi juga menggugah dari segi narasi.
Salah satu kolaborasi penting dalam album ini adalah lagu “The Wandering Victim of an Atomic Fission”, di mana Pandu Fuzztoni menyumbangkan riff khasnya yang bertenaga, sekaligus mengambil alih vokal utama. Lagu ini menjelma sebagai titik ledak emosional dalam album, melodius namun tetap mengguratkan kegelisahan yang tajam.
Selain itu, pada versi terbaru dari “Vienna”, Okumma menggandeng Shaumil Kamilia dan Rizkidz dari Iris Bevy. Vokal naratif Shaumil menambahkan kedalaman emosional yang menyayat, sementara permainan synthesizer Rizkidz menciptakan atmosfer eksperimental yang kaya, memberi napas baru pada lagu ini. Lewat kolaborasi lintas gaya ini, Okumma menunjukkan keterbukaan mereka terhadap eksplorasi artistik dan penemuan bunyi yang segar.
Tema besar ‘Austro Hungary’ berangkat dari metafora sejarah: sebuah imperium besar yang tampak kokoh di permukaan, namun sebenarnya rapuh di dalam. Okumma menggunakan simbol Austro-Hungaria untuk menyindir ilusi kendali dan kekuasaan yang kerap dibanggakan dalam peradaban modern.
Dalam rilis persnya, band ini menyatakan bahwa album ini adalah potret peradaban yang kacau namun sangat personal. “Kami ingin menggambarkan dunia yang penuh ilusi kendali. Austro-Hungary kami jadikan simbol kekuasaan lama yang terlihat megah tapi rapuh,” ungkap mereka.
Narasi album dimulai lewat “Stargazer”, trek pembuka yang memancarkan semangat perlawanan dalam dunia feodal, sekaligus membangun fondasi tematik album. Dilanjutkan dengan “Industrialiberty”, lagu yang merekam pertarungan batin generasi muda yang terjebak dalam dilema idealisme dan realita hidup urban yang keras.
Pada “Sally and The Sunday”, pendengar diajak menyelami kerinduan akan kampung halaman, sedangkan “Radiostar” menyajikan konflik batin tentang perubahan zaman dan kehilangan arah. Di titik tengah album, “The Wandering Victim of an Atomic Fission” menjadi puncak kegelisahan naratif, sebuah klimaks yang menghantarkan pada lagu “Austro Hungary”, di mana semua kehancuran disusun ulang sebagai renungan.
Menuju akhir, “Vienna” hadir sebagai transisi menuju nada yang lebih lembut dan penuh harapan. “Cursed Generation” lalu menggambarkan suara kolektif generasi yang meskipun letih, tetap berdiri. Kemudian “Harrington House” memberikan ruang bagi cinta baru dan harapan kecil yang mulai tumbuh, hingga akhirnya ditutup oleh “The Lion’s Apple”, lagu penutup yang menyiratkan perdamaian dan penerimaan akan kehidupan itu sendiri.
Dengan durasi yang ideal untuk format kaset, album ini tidak hanya mengingatkan kita pada nostalgia media analog, tetapi juga menonjolkan pendekatan estetika dan konseptual yang rapi.
Diproduksi di tengah era digital, keputusan untuk merilis ‘Austro Hungary’ dalam format kaset justru mempertegas sikap artistik Okumma: melawan arus dengan membawa cerita dan suara yang autentik.
[views]
ENV=481fa940-490b-43d4-a35d-b19fd6be535c
Support Gigsplay Dengan Saweria
🙏 Terima Kasih Atas Dukungan Anda!
Dukungan Anda sangat penting dan membantu Gigsplay untuk mendukung musisi independen Indonesia.
✅ KLIK UNTUK DONASI
Pilihan mode pembayaran
